BOLAGILA, Jakarta – Ribuan rumah di Kabupaten Pandeglang, Banten rusak akibat gempa berkekuatan magnitudo 6,6 yang terjadi pada Jumat sore, 14 Januari 2022. Tidak ada korban jiwa dalam bencana alam ini.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang, Girgi Jantoro menyampaikan, jumlah rumah yang rusak akibat gempa Banten kini bertambah menjadi 1.543 unit. Sebanyak 283 di antaranya rusak berat.
“Dari 1.543 rumah itu, termasuk kategori rusak ringan 888 unit, rusak sedang 372 unit, dan rusak berat 283 unit,” kata Girgi Jantoro di Pandeglang, Sabtu (15/1/2022).
Gempa yang berpusat di wilayah Kecamatan Sumur, Banten itu juga mengakibatkan kerusakan puskesmas sebanyak 14 unit, gedung sekolah 14 unit, tempat ibadah tujuh unit, tempat usaha tiga unit, dan kantor pemerintah tiga unit.
Masyarakat Kabupaten Pandeglang yang rumahnya rusak berat terpaksa mengungsi di tempat kerabat. Sebagian warga juga mengungsi di hunian sementara (huntara) yang pernah ditempati saat tsunami Selat Sunda beberapa waktu lalu.
BPBD Kabupaten Pandeglang melaporkan, rumah yang rusak akibat gempa Banten tersebut tersebar di 123 desa di 28 kecamatan. “Kami minta warga bersabar untuk mendapatkan huntap (hunian tetap),” kata Girgi, seperti dikutip dari Antara.
Tanggap Darurat 14 Hari
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Pandeglang memberlakukan status tanggap darurat selama 14 hari ke depan. Selain itu, BPBD setempat tengah menyalurkan logistik ke sejumlah titik yang terdampak gempa.
“Kami bekerja keras agar semua warga yang mengalami musibah menerima bantuan berupa logistik maupun huntap,” ucap Girgi.
Girgi mengatakan, pada dasarnya seluruh warga yang tercatat terdampak gempa bumi akan menerima bantuan dari pemerintah daerah dan BNPB. BPBD Pandeglang menjamin kehidupan yang layak terhadap warga terdampak bencana alam.
“Kami saat ini konsentrasi data agar valid sehingga tepat sasaran untuk menerima bantuan korban gempa itu,” ujarnya.