— Tingginya jumlah korban meninggal akibat infeksi virus corona membuat pemerintah Spanyol terpaksa mengubah arena seluncur es di Ibu Kota Madrid menjadi kamar mayat darurat.
Menurut laporan jurnalis , Scott McLean, Jumat (27/3), keputusan itu diambil pemerintah untuk mengurangi beban rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.
“Alasan memilih arena seluncur es adalah karena jasa pengurusan jenazah yang dikelola pemerintah kota untuk sementara berhenti mengurus jasad pasien virus corona karena alasan tidak mempunyai alat pelindung diri (APD) yang cukup,” kata McLean.
“Selain itu, kamar mayat di rumah sakit tidak mampu menampung jumlah jenazah pasien virus corona, karena antrean menunggu giliran pemakaman, makanya mereka harus mencari tempat lain untuk menyimpan jenazah, dan arena seluncur es dianggap paling cocok karena setengah dari korban meninggal di seluruh Spanyol ada di Madrid,” ujar McLean.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di Spanyol tercatat ada sebanyak 47.610 kasus infeksi virus corona, dengan jumlah kematian yang besar, yakni mencapai 3.434 orang.
Dalam 24 jam terakhir tercatat ada 650 orang pasien virus corona di Spanyol meninggal.
Spanyol juga memperpanjang penguncian wilayah atau lockdown akibat virus corona selama dua pekan hingga 14 April mendatang. Opsi tersebut diputuskan setelah pemerintah mendapat dukungan dari parlemen Spanyol untuk merespons kondisi terkini penanganan Covid-19.
Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez mengatakan akan memperketat aturan lockdown dengan meminta agar warga tetap berada di dalam rumah dan menutup semua bisnis selama sebulan penuh.
Aturan agar warga tetap berada di dalam rumah dan menutup bisnis semula berlaku mulai 14 Maret hingga 31 Maret 2020.
Sanchez mengatakan pemerintah memperpanjang aturan untuk tinggal di rumah setelah angka kematian akibat virus corona terus bertambah selama dua pekan terakhir