BOLAGILA – Ledakan dahsyat kapal selam Titan menimbulkan pertanyaan tentang apakah kapal itu dari awal memang ditakdirkan untuk kena bencana karena desainnya yang tidak konvensional. Selain itu, pembuatnya tak mau tunduk pada pemeriksaan independen yang merupakan standar dalam industri.
Titan, dimiliki dan dioperasikan oleh OceanGate Expeditions, pertama kali membawa orang ke Titanic tahun 2021. Ia punya kabin berbentuk silinder yang terbuat dari serat karbon, beda dari kabin berwujud bola dan terbuat dari titanium, yang digunakan kebanyakan kapal selam.

Padahal seperti dikutip BOLAGILA dari Associated Press, bola adalah bentuk yang sempurna karena tekanan air merata di semua area. Titan panjangnya 6,7 meter dan berat 10.432 kilogram. Volume internal yang lebih besar berarti Titan mengalami lebih banyak tekanan eksternal.

Menurut Jasper Graham-Jones, profesor teknik di University of Plymouth di Inggris, memperpanjang ruang kabin dalam kapal selam meningkatkan beban tekanan di bagian tengah. Selain itu, lambung Titan setebal 12,7 cm mengalami tekanan berulang selama sekitar dua lusin penyelaman sebelumnya.

Setiap perjalanan akan membuat retakan kecil pada struktur. “Ini mungkin kecil dan tidak terdeteksi, tapi akan segera menjadi kritis dan menghasilkan pertumbuhan yang cepat dan tidak terkendali,” katanya.

OceanGate mempromosikan konstruksi serat karbon Titan , dengan penutup ujung titanium sebagai lebih ringan dan lebih efisien daripada kapal selam lainnya. Dikatakan juga kapal itu dirancang untuk menyelam empat kilometer dengan aman.

Tapi komposit karbon memiliki umur terbatas ketika mengalami beban yang berlebihan atau desain yang buruk yang menyebabkan konsentrasi tekanan. “Ya, komposit sangat tangguh. Ya, komposit sangat tahan lama. Tapi pernah ada masalah dengan komposit dan komposit gagal,” katanya.

OceanGate juga diperingatkan bahwa kurangnya pengawasan pihak ketiga terhadap Titan selama pengembangan dapat menimbulkan masalah keselamatan yang sangat besar.

The Marine Technology Society, sebuah organisasi insinyur kelautan, teknolog, pembuat kebijakan, dan pendidik, juga mengungkapkan keprihatinannya kepada OceanGate tentang ukuran Titan, bahan konstruksi, dan fakta bahwa prototipe tersebut tidak diperiksa oleh pihak ketiga untuk memastikan bahwa kapal sesuai dengan standar industri tertinggi.

Dalam postingan blog perusahaan tahun 2019, OceanGate mengkritik proses sertifikasi pihak ketiga sebagai proses yang memakan waktu dan menghambat inovasi.

“Membawa entitas luar untuk mempercepat setiap inovasi sebelum diuji di dunia nyata adalah kutukan bagi inovasi yang cepat,” kata postingan itu.